Bilamana Omzet Besar menjadi Omong Besar




Apakah Anda sering mendengar orang yang membanggakan omzet usahanya?

Sebenarnya omzet hanya menunjukkan besar perputaran uang yang terjadi di bisnis tersebut. Bukannya tidak ada gunanya, namun kalau berbicara bisnis, hanya ada dua hal yang terpenting, yaitu keuntungan dan uang tunai.

Omzet besar bukan berarti untung. Ada perusahaan yang omzetnya besar, tetapi merugi, misalnya Gojek.

Taktik merugi seringkali digunakan untuk menembus pasar, menarik customer dengan harga murah.

Mereka sanggup merugi karena punya dana cadangan yang sangat besar, sehingga mereka siap rugi setiap bulan untuk melakukan penetrasi pasar dan menciptakan brand awareness.

Nah, masalahnya kalau Anda baru mulai dan Anda hanya melihat angka omzet, Anda bisa-bisa bangkrut tanpa sadar. Wah omzet bulan ini meningkat! Padahal pengeluarannya lebih besar dari keuntungan yang di dapat. Saya jamin suatu hari Anda akan garuk-garuk kepala, dan bertanya-tanya, omzet meningkat, tapi kok duitnya tidak ada?

Ketika berbisnis, tidak hanya otak yang akan mendapat tantangan untuk mencari solusi, tetapi secara psikologis orang juga biasanya tertekan. Dalam kondisi inilah orang seringkali lari dari kenyataan. Mereka tidak mau melihat fakta kalau bisnisnya merugi, dan berlari ke angka omzet.

"Tapi hari ini omzetnya lebih besar dari kemarin...."

Omzet besar menjadi omong besar, ketika sekedar untuk menghibur diri, membanggakan diri, atau lari dari kenyataan.

Ada pepatah yang mengatakan:
Profit is sanity and cash is king.
Keuntungan adalah kewarasan dan uang tunai adalah raja.
Jadi, janganlah sampai terjebak ke dalam pemikiran omzet, omzet, omzet. Omzet hanya memperlihatkan besarnya perputaran uang. Tapi untuk sehat atau sakitnya usaha, tanyakanlah berapa untungnya dan mana uangnya.

0 Response to "Bilamana Omzet Besar menjadi Omong Besar"

Post a Comment

Silahkan Comment namun bertanggung jawab

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1 BR 4

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel