Rahasia tentang Harga Barang



Apakah Anda pernah merasa tertipu dengan harga dari barang yang Anda beli? Setelah Anda membawa pulang barang tersebut dengan bahagia, selang beberapa hari kemudian, Anda baru tahu, bahwa harga pasar tenyata jauh lebih murah. Alamak...

Pertanyaannya: mengapa saat Anda membeli Anda tidak merasa tertipu?

Betul, karena pada saat itu Anda merasa harga itu sepadan dengan nilai barang yang Anda beli. Tetapi ketika Anda mengetahui info, bahwa harga pasar jauh lebih murah, maka persepsi di kepala Anda akan nilai barang itu berubah.

Ya, harga adalah persepsi.

Harga bukanlah sesuatu yang objektif. Oleh karena itu harga untuk barang yang sama bisa berbeda-beda.

Orang hanya bisa berkata barang A mahal atau murah, jika ia sudah memiliki perbandingan. Ada tiga alasan orang bisa berkata mahal atau murah:
  1. Ia membandingkan dua benda yang sama dengan harga yang berbeda.
  2. Ia membandingkan nilai barang itu baginya dengan harganya. Jika nilai yang ia persepsikan lebih tinggi dari harga barang, maka ia akan mengatakan brang tersebut murah, dan sebaliknya. 
  3. Ia membandingkan kemapuan finansialnya dengan harga barang. Jika barang itu melebihi kemampuan ekonominya, maka ia akan mengatakan barang itu mahal, dan sebaliknya.
Persepsi yang timbul di benak antara orang yang satu dengan orang yang lain bisa berbeda-beda. Bagi seseorang non-kolektor, membeli mesin tik tua dengan harga tinggi adalah kegilaan semata. Akan tetapi bagi seorang kolektor, harga tinggi masih bisa dibenarkan dan dianggap pantas.

Salah satu penerapan dari ilmu ini, bisa Anda lihat pada harga-harga diskon. Toko-toko seringkali tetap menunjukkan harga lama yang dicoret. Mengapa? Dengan melihat perbandingan harga lama dan baru, maka akan timbul persepsi di benak calon pembeli, bahwa sekarang harganya lebih murah. Jadi lebih 'untung'. (Ada juga penjual yang menggunakan trik ini seolah-olah harga sedang "diskon")


Sebagaimana Anda bisa lihat, harga itu tidak objektif, melainkan subjektif. Bila ada penjual menjual barang yang sama dengan harga dua kali lipat, bukan berarti penjual itu berbohon. Itu adalah hak perogatif penjual. 

Seorang penjual baru dikatakan berbohong, ketika ia mengatakan ini kamera baru, padahal kamera lama, atau ini kamera baru, tapi dalam hatinya berkata, "2 tahun yang lalu...". Intinya, bila penjual mengatakan hal-hal yang dengan sengaja untuk menimbulkan ekspektasi yang salah tentang barang yang dijualnya, baru penjual itu bisa dikatakan berbohong. 




0 Response to "Rahasia tentang Harga Barang"

Post a Comment

Silahkan Comment namun bertanggung jawab

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1 BR 4

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel